tulisan

Hidup Adalah Pertualangan

Sabtu, 04 Juni 2016

Monumen Kapal Selam Pasopati





Akhir pekan ini bagi traveler yang berkunjung ke Surabaya, maka traveler bisa melihat hal-hal ajaib, seperti kapal selam yang terletak di tengah kota! Ya, inilah monumen Kapal Selam di Surabaya.

Monumen Kapal Selam, atau biasa disebut sebagai Monkasel oleh penduduk setempat, merupakan landmark kebanggaan orang Surabaya. Monkasel merupakan kapal selam asli yang pernah bertugas menjaga kedaulatan NKRI. Kapal yang sudah dimuseumkan ini dulunya bernama KRI PASOPATI dengan nomor lambung 410.

Ada beberapa ruangan di KRI Pasopati yang bisa dilihat oleh traveler. Salah satunya adalah Ruang Haluan Torpedo yang dipersenjatai dengan 4 torpedopropeller, yang juga bertindak sebagai penyimpanan untuk torpedo. Ada juga ruang komandan, ruang makan, ruang kerja, ruangan mesin diesel, kamar mesin listrik, dan ruangan torpedo untuk bagian buritan yang berisi 2 buah torpedo.

Dengan tiket masuk sebesar Rp 5.000, traveler bisa masuk dan menikmati suasana di dalam kapal selam yang sesungguhnya. Bisa foto-foto juga lho!


Dijamin treveler tidak akan kecewa, disana traveler juga bisa menambah ilmu loh tentang sejarah Kapal Pasopati.

Datangi saja destinasi ini untuk liburan yang berbeda di Surabaya.




Sumber : Dokumentasi Pribadi.










Wisata Mangrove Wonorejo






Ada satu destinasi yang sangat fotogenik untuk diabadikan oleh mata kamera traveler. Apalagi kalau bukan wisata hutan mangrove Wonorejo yang menawarkan pemandangan hijau bak di belantara hutan Amazon.

Tak hanya Jakarta saja yang punya hutan mangrove keren, Surabaya juga tak mau kalah dengan hutan mangrove Wonorejo yang terletak di Jl Raya Wonorejo, Rungkut. Untuk mencapai Ekowisata Mangrove Wonorejo tidaklah sulit. Jika datang dari arah Suramadu, tinggal arahkan saja kendaraan melewati Jalan Ir H Soekarno.

Setelah melewati Jembatan Merr terdapat perempatan, beloklah kiri. Lalu ikuti saja jalan tersebut hingga nantinya ada petunjuk arah menuju Ekowisata Mangrove Wonorejo. Sesampainya di sana, ada tempat parkir luas yang mampu menampung banyak kendaraan roda dua dan empat.

Saat ini kondisi tempat wisata ini sudah jauh lebih baik. Tempat parkir, serta segala penunjang wisata seperti kolam pancing, pendopo, kantin, trek jogging, bahkan mangrove boat trip sudah tersedia.

Tiket masuk jogging treknya pun cukup murah, cuma Rp 2.000 saja. Sementara untuk mangrove boat trip dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 untuk orang dewasa, dan anak-anak hanya Rp 15.000 saja. Mau coba?


Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Menanti Lumba-lumba di Pantai Lovina


Satu kegiatan yang bisa dilakukan di Bali adalah bertemu kawanan lumba-lumba liar di Lovina. Perjalanan yang dilakukan dari sebelum mentari terbit benar-benar indah.

Liburan ke Bali tentu sudah biasa. Berjemur di pantai, menjelajahi pantai-pantai bersih, menonton pertunjukkan budaya Bali, olahraga laut, menyelam, dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan oleh para wisatawan di Bali. Salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali adalah atraksi melihat lumba-lumba di laut lepas.

Lovina adalah daerah yang menyediakan atraksi tersebut. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk tiba di Lovina dari bandara Ngurah Rai. Tentu saja perjalanan ini ditempuh dengan menggunakan mobil. Wisatawan bisa menyewa mobil beserta supirnya saat tiba di bandara Ngurah Rai, atau juga bisa menggunakan angkutan umum untuk menuju ke Pantai Lovina tersebut.

Memang jarak tempuh untuk menuju ke Pantai Lovina ini sering menjadi kendala bagi wisatawan. Jarak yang jauh terkadang membuat lelah dan terkesan menghabiskan waktu liburan di jalanan. Tetapi saat tiba di Pantai Lovina, kelelahan wisatawan selama perjalanan akan terbayarkan dengan melihat indahnya pantai dan mendengar suara deburan ombak.

Jika memiliki rencana untuk mengunjungi Pantai Lovina untuk melihat lumba-lumba di laut lepas memang diharuskan untuk menginap selama satu malam. Hal ini dikarenakan waktu yang tepat untuk berlayar ke tengah laut melihat lumba-lumba adalah di pagi-pagi buta. Oleh karena itu, wisatawan harus bangun subuh untuk menyaksikan atraksi ini.

Untuk berlayar menuju tengah laut, wisatawan bisa menyewa perahu-perahu kecil yang disediakan oleh nelayan lokal di sekitaran penginapan. Satu perahu dapat diisi oleh 5 orang dewasa.
  
Saat selesai melihat lumba-lumba, perjalanan Anda berwisata di Lovina tidak langsung selesai begitu saja. Kapal nelayan akan mengantar wisatawan untuk berkeliling dahulu melihat matahari terbit dari sela-sela gunung dan juga keindahan bawah laut yang tersedia di Lovina.

Wisatawan yang ingin snorkeling diizinkan untuk "nyebur" ke laut. Setelah matahari sudah mulai tinggi, maka barulah wisatawan diantar kembali ke tepi laut penginapannya masing-masing dan perjalanan wisata laut di Lovina berakhir.

  


Sumber : http://travel.detik.com/read/2016/05/09/142000/3199629/1025/menanti-lumba-lumba-di-lovina

Hiking Sambil Wisata Sejarah di Candi Gedong Songo








Daerah Ungaran di Semarang punya Candi Gedong Songo di ketinggian. Tidak hanya kaya sejarah, komplek candi tersebut yang menanjak juga cocok untuk hiking.

Candi Gedong Songo yang berarti 9 gedung karena jumlah candinya ada 9. Terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Semarang, Jateng. Berada di daerah yang berhawa sejuk, dataran tinggi dan di lereng Gunung Ungaran yang menawarkan pemandangan indah dengan udara segar, jauh dari polusi. 

Untuk menuju ke sini dari arah Yogya atau Semarang ambil rute menuju Ambarawa, lalu ambil arah yang menuju objek wisata  Bandungan dengan jalan yang lumayan ekstrim tanjakannya. Dari bandungan sekitar 10 menit menuju ke Candi Gedong Songonya.

Di komplek candi ini cocok untuk dijadikan area hiking atau jalan santai menyusuri bukit dan lembah. Sambil kita melihat kesembilan candi yang letaknya berpencar-pencar satu sama lain.

Tapi jangan khawatir jika kita letih, ada kuda yang bisa disewa untuk meng-explore komplek candi ini. Di dalam komplek Candi Gedong Songo ini ada juga sumber air panas yang mengandung belerang. Di mana  bagi yang suka berendam air panas bisa memanfaatkan pemandian belerang di sini.



http://travel.detik.com/read/2016/06/03/142500/3220536/1025/1/hiking-sambil-wisata-sejarah-di-candi-gedong-songo#menu_stop